Selasa, 27 Mei 2014

SAYURAN UMBI
“ Pasca Panen Kentang”
            Kegiatan pasca panen kentang yang perlu dilakukan supaya diperoleh umbi kentang yang bermutu baik pada dasarnya meliputi pembersihan, sortasi dan grading, penyimpanan dan pengemasan. Ada pun masing-masing pelaksanaan pasca panen tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pembersihan
            Pembersihan adalah proses menghilangkan kotoran yang menempel pada umbi. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel pada umbi supaya umbi terlihat menarik.Selama pembersihan , usahakan umbi kentang bebas dari segala kotoran yang menempel pada umbi seperti tanah, sisa tanaman atau akar tanaman dengan cara dipangkas, setelah itu dicuci dengan air bersih secara hati-hati. Untuk mencucinya dapat dilakukan dengan cara memasukkan umbi ke dalam bak air atau disemprot dengan air bersih.Umbi-umbi yang sudah dibersihkan tersebut ditaruh pada terpal atau bahan lain untuk dikeringanginkan. Dalam pengeringan umbi yang baru dicuci itu jangan dikeringkan langsung pada sinar matahari.

b. Sortasi dan Grading
            Adalah proses pemilihan dan pemisahan umbi berdasarkan kualitas dan ukuran. Tujuannya untuk memisahkan umbi yang baik dengan yang jelek untuk memperoleh umbi yang seragam dalam ukuran dan kualitasnya..Caranya, pilih umbi yang sudah dibersihkan itu antara umbi yang baik dan umbi yang jelek berdasarkan : (1) Ada tidaknya cacat pada umbi; (2) Normal tidaknya bentuk dan ukuran umbi; dan (3) Ada tidaknya serangan hama atau penyakit pada umbi. Umbi yang sudah dipilih itu dipilah-pilah lagi berdasarkan kualitas dan ukuran (grading/pengkelasan).Grading/pengkelasan umbi kentang itu digolongkan menjadi : (1) Kelas AL (> 200 gram/umbi); (2) Kelas A (120 - 200 gram/umbi); (3) Kelas B (80 - 120 gram/umbi); dan (4) Kelas C (50 - 80 gram/umbi).

c. Penyimpanan
            Adalah proses menyimpan umbi hasil panen sebelum dipasarkan. Tujuannya untuk menunggu saat pemasaran yang tepat.Cara menyimpannya, umbi kentang dimasukkan ke dalam wadah berupa kotak kayu/krat/keranjang/ waringkemudian wadah itu dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan yang disusun secara rapih. Jika wadah berisi kentang itu disimpan dalam gudang, usahakan gudang penyimpanan mempunyai ventilasi udara yang cukup supaya sirkulasi udara lancar dan kelembabannya sekitar 65 - 75%. Selain itu, gudxang mencapat sinar matahari yang cukup dan keadaannya selalu bersih.

d. Pengemasan
            Pengemasan adalah proses mengemas umbi kentang yang dilakukan dengan menggunakan bahan pengemas sesuai dengan tujuan pasar. Tujuannya, untuk memudahkan distribusi dan melindungi umbi dari kerusakan mekanis dan fisiologis serta memperbaiki penampilan sehingga disukai konsumen.Caranya, umbi yang sudah dipilih sesuai kualitasnya dikemas dalam wadah tertentu, misalnya dengan karung, jaring plastik/waring/poli net yang bersih dan tidak ada sisa bahan lainnya. Wadah berisi kentang itu ujungnya ditutup rapat-rapat, misalnya dijahit dengan jarum karung atau tali plastik.
Jika kentang itu akan langsung dijual ke pasar, kentang dapat dikemas langsung dalam waring dengan kapasitgas ± 40 kg, tetapi apabila akan dijual ke pasar khusus, misalnya Supermarket, kemasannya disesuaikan dengan permintaan Supermarket tersebut.

SAYURAN BUAH
“ Pasca Panen Timun”
            Tujuan kegiatan ini adalah agar mentimun yang telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan sehingga mentimun sampai ke konsumen tetap baik.
Agar kualitas hasil panen dari budidaya mentimun ini tetap terjaga, perlu dilakukan penanganan pascapanen dengan baik. Diantaranya penyortiran buah mentimun berdasarkan kualitas serta ukuran serta pengepakan/pengemasan yang baik. Selanjutnya buah mentimun siap diangkat untuk dipasarkan.

a.Sortasi. 
            Kegiatan ini dilakukan memisahkan buah yang kurang baik bentuknya atau bengkok, busuk atau rusak dari buah yang baik. Untuk mentimun jepang dilakukan sortasi kualitas untuk sasaran pasaran swalayan, buah mentimum diklasifikasikan sesuai dengan kriteria kualitas yang diminta konsumen.
Kelas A: panjang 16-20cm, diameter 1,5 cm, bentuk buah bagus, lurus bulat dan
mulus.
Kelas B: panjang 20-23cm, diameter 2,0 cm bentuk buah bagus, lurus, bulas dan
Mulus
Kelas C: buah afkiran yang panjangnya lebih dari 23 cm.

b.Kemasan.
            Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan. Untuk memenuhi permintaan pasar swalayan, mentimun biasanya dikemas menggunakan plastik wrap-ing. Posisi buah diatur sedemikian rupa, baik secara berdiri maupun ditidurkan bersusun agar buah tidak patah pada saat pengangkutan ke pasar. Kritera di luar grade mentimun acar dan mentimun besar termasuk ke grade C dengan spesifikasi bentuk bengkok, kulit kurang mulus, tetapi performa buah segar. Buah yang termasuk grade C bisa langsung dikemas ke dalam karung jaring untuk dijual ke pasar tradisional.
           
c.Pengangkutan.
            Mentimun yang telah dikemas, disusun dalam kendaraan. Sebaiknya mentimun yang telah dipanen langsung diangkut agar diterima oleh konsumen dalam keadaan masih segar. Apabila mentimun di pasarkan untuk jarak jauh diusahakan mentimun terlindung dari sinar matahari dan hujan agar mentimun tetap segar dan tidak busuk.
Klasifikasi buah mentimun dibedakan tiga kelas, yaitu: Khusus untuk mentimun asinan, kriteria panjang buah tidak menjadi patokan, tetapi diameternya tidak lebih dari 4 cm. Meskipun demikian, kriteria kualitas mentimun ini tidak sama di setiap daerah atau pasar, tergantung selera konsumen.
Mentimun yang telah disortasi segera dicuci dalam air mengalir atau air yang disemprotkan hingga bersih. Selesai pencucian langsung ditiriskan di tempat yang kering untuk menghilangkan air yang menempel (Lasarus, Pusluhtan).