Minggu, 22 Februari 2015

Hati berkata . . . . . . . . .

Aku mulai memegang teguh prinsip ku. Bahwa cinta tidaklah harus memiliki. Dan tentang cinta cukup dengan melihatnya bahagia dengan pilihannya maka hati ini akan ikut bahagia. Kadang aku merasa aneh dengan segala hal yang terjadi pada rasa ku kepadanya.. tentang aku mencintainya dan bahkan aku tidak tau apakah dia juga memiliki rasa yang sama kepada ku, entahlah . . . aku yakin jika dia adalah bagian dari hidup ku dari Allah untuk ku maka dia tidak akan pergi jauh dan dia akan kembali kepada ku. Tapi, jika sebaliknya . . . maka, aku harus mengikhlaskan dia untuk pergi dari hidup ku dan mendo’akannya agar dia selalu bahagia dengan takdir Allah.

Aku mencintainya… aku menyayanginya.. dan, orang-orang yang dicintai oleh dia orang yang aku cinta selalu berada di sekitar ku. Mereka datang kepada ku dan menceritakan tentang dia orang yang mengisi hati ku. “bingung” itulah yang kurasa… aku mendengarkan kemesraan tentangnya bersama dia orang yang dicintainya. Aku memang tidak terluka, namun aku merasa sakit.. tapi, apalah yang mampu aku ucap saat harus menjadi pendengar dianya dia. Aku tetap tersenyum dan tersenyum, selalu menyanjung mu di depan dianya.
Omegat . . . .