Budaya politik di indonesia
A.
Pengertian Budaya Politik
Budaya politik berkembang dalam
suatu negara dilatarbelakangi oleh situasi, kondisi, dan pendidikan masyarakat.
Politik
berasal dari bahas Yunani polis dan teta. Polis berarti kota atau negara kota,
teta berarti urusan. Dengan demkikian , politik berarti urusan negara
(pemerintahan).
Budaya
politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat pendidikan
dari masyarakat itu sendiri. Budaya politik tidak mengendapkan perilaku aktual,
tetapi perilaku non aktual, mengorientasikan sistem politik, dan mendeskrepsikan
warga negara sebagai anggota sistem politik.
Ciri-ciri
budaya :
1. Dapat dipelajari
2. Dapat diwariskan dan diteruskan
3. Hidup dalam masyarakat
4. Dikembangkan dan berubah
5. Terintergrasi
Beberapa
definisi budaya politik yang disampaikan para ahli, sebagai berikut :
·
Gabriel A. Almond
dan Sidney Verba
Sebagai distribusi pola-pola orientasi
khusus menuju tujuan politik.
·
Austin Ranney
Seperangkat pandangan tentang politik dan
pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama, sebuah pola orientasi
objek-objek politik.
·
Samuel Beer
Nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap
emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa
yang harus dilakukan oleh pemerintah.
·
Alan R. Ball
Susunan yang terdiri dari sikap,
kepercayaan, emosi, dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem
politik.
·
Rusadi
Kantaprawira
Pola tingkah laku individu dan
orientasinya terhadap kehidupan politk yang dihayati oleh para anggota suatu
sistem politik.
·
Gabriel A.Almond
dan G. Bigham Powell Jr
Sikap, kyakinan, nilai, dan keterampilan
yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus
yang terdapat pada bagian tertenu populasi.
Tiga
Komponen pandangan objek politik, yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahka. Sebagai berikut :
1. Komponen orientasi Kognitif
Komponen
yang menyangkut tentang pengetahuan politik dan kepercayaan pada politik,
peranan dan segala kewajibannya, serta input dan outputnya.
2. Komponen orientasi afek
Segala
perasaan terhadap sistem politik, perannannya, para aktor, dan penampilannya.
3. Komponen orientasi evaluatif
Keputusan
dan paradigma tentang objek politik yang sevra tipikal melibatkan kombinasi
standart nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan.
B.
Ciri-ciri Budaya Politik
Budaya
politik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya nilai-nilai keyakinan dan sikap emosi terhadap
pemerintah.
2. Adanya sikap dan orientasi warga negara terhadap
sistem yang dijalankan.
3. Adanya kepedulian dan kesadaran individu, masyarakat
dan warga negara terhadap proses penyelenggaraan negara.
4. Adanya keinginan individu atau warga negara untuk
memengaruhi atau mengendalikan pemerintah.
Disamping
itu, budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan
ciri-ciri yang lebih khas, sebagai berikut :
·
Budaya politik
menyangkut masalah legimitasi.
·
Pengaturan
kekuasaan proses pembuatan kebijakan pemerintah.
·
Kegiatan
paertai-partai politik.
·
Perilaku aparat
negara.
·
Gejolak
masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.
·
Kegiatan politik
juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi
dan sosial secara luar.
·
Budaya politik
menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat.
C.
Macam-macam budaya politik
Menurut Almond dan Verba, ada tiga macam budaya
politik yang berkembang dalam masyarakat,
sebagai berikut :
1. Budaya politik parokial (parochial political culture)
Terdapat pada sistem politik tradisional dan sederhana.
2. Budaya politik subjek (subect political culture)
Dimana anggota masyarakat mempunai minat, perhatian,
mungkin pula kesadaran terhadap
sistem sebagai keseluruhan, terutama terhadap segi outputnya.
3. Budaya politik partisipan (participant political
culture)
Memiliki orientasi terhadap seluruh objek politik secara keseluruhan.
Almond dan Verba menarik
kesimpulan adanya budaya politik campuran, sebagai berikut :
§ Budaya politik subjek parokial (the parochial subject
culture)
§ Budaya politik subjek partisipan (the subject
participant culture)
§ Budaya politik parokial partisipan (the parochial
participant culture)
D.
Tipe-tipe budaya politik
Tiga tipe budaya politik yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia, sebagai berikut :
1. Budaya politik tradisional
Budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari etnis
tertentu yang ada di Indonesia.
2. Budaya politik islam
Budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada suatu
keyakinan dan nilai agama islam.
3. Budaya politik moderen
Budaya
politik yang mencoba meninggalkan karakter etnis tertentu atau latar belakang
agama tertentu.
Antropolog Amerika
Serikat, Clifford Geertz, tiga macam budaya politik :
1. Budaya politik abangan
Budaya
politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek animisme atau kepercayaan
terhadap adanya roh halus yang dapat mempengaruhi hidup manusia.
2. Budaya politik santri
Budaya
politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek keagamaan, khususnya agama
islam.
3. Budaya politik priyayi
Budaya
politik masyarakat yang menekankan keluhuran tradisi.
Tipe
budaya politik berdasarkan sikap yang ditunjukkan, sebagai berikut
a. Budaya politik militan
b. Budaya politik toleransi
c. Budaya politik absolut
d. Budaya politik akomodatif
Secara
umum budaya politik Indonesia diwarnai oleh tiga ciri dominan, sebagai berikut
:
§ Adanya hirarki yang ketat, pemilihan tegas antara
penguasa (orang besar) dan rakyat biasa (orang kecil)
§ Kecenderungan patronage, relasi-relasi politik yang
bersifat individual antara patron dan klien.
§ Kecenderungan neopatrimonialistik, kecenderungan untuk
menyelenggarakan pemerintahan dalam kontrol langsung pimpinan negara meskipun
negara merupakan lembaga politik moderen yang dilengkapi dengan birokrasi
moderen.
Budaya
politik indonesia dinamakan Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar