Selasa, 26 Maret 2019

Khanif Nugroho Part 1

Okeh. Dengan alunan musik melow dari grup band Panbers tahun 70 an.. Saya mulai menulis dan berimajinasi. Eh bukan imajinasi, ini lah kisah sebenarnya...
Namanya Khanif Nugroho tapi saya tidak tahu kapan ia dilahirkan. Postur tubuh yg tinggi dan gagah cocok jadi seorang tentara (sebenarnya) tapi saya tidak tau kenapa ia mencitai pariwisata dan mengambil jurusan itu.
Mata yang sipit atau sayup? Ah entahlah.. intinya saya tak bisa melihat bola matanya itu. Suara yang serak2 becek kek (dewi persik) hehehehe tapi enak di dengar kok. Gaya kepemimpinan yang friendly-nya ampun, merangkul semua anggota tanpa memandang status kampusnya. Dan ini yang selalu saya ingat (semoga nggasalah) ia punya lesung pipi, kalo pas tersenyum... haduhhh duh.. dunia serasa seperti surga menurut saya. Ibarat saya cokelat nih saya bakal meleleh kek kena matahari pagi. Eaaak.
Okeh next. Sebelum menulis tentang ia pada tengah malam ini tepatnya pukul 23.22 WIB tanggal 22 maret 2019
Sebenarnya saya sedang memikirkan seseorang yang dulu sempat singgah dalam kehidupan saya, lebih jelasnya seseorang yang pernah membuat hati saya berbunga lalu membuat hati saya patah sepatah patahnya. (Haduh kek berlebihan gitu yakk) Lupakan. Lalu saya melihat gelang yang setia melingkar di tangan, saya lepas dan saya pandangi. Saya mencium bau dari gelang itu sambil memejamkan mata, lalu teringat akan janji saya (insya allah) kepada ia, bahwa saya akan menuliskan tentang ia. Tentang ia yang berusaha tuk memberikan yang terbaik untuk orang2 sekitarnya.
Khanif Nugroho (ia)


Awal mula berjumpa.. saya melihat ia dari kejauhan pada salah satu kegiatan di suatu organisasi pariwisata wilayah jawa timur, saya tidak tahu siapa ia dan darimana asalnya. Ternyata pimpinan nasional organisasi, diam2 banyak yang membicarakan tentang ia. Entah apa istimewanya.. setelah itu saya benar2 memperhatikannya dan saya memahami kenapa ia menjadi idola (anggap saja begitu) setelah itu saya bertanya2 kepada mereka yang telah mengenal sosok ia. Iya. Ia begitu ber-kharisma(cari di mbah googel kalo gatau artinya), hingga membuat seluruh pengurus bahkan anggota bisa terpikat oleh ia.
Waktu berlalu saat kegiatan itu. Masih saya ingat betul saya meminta bantuan kepada panita pelaksana untuk mengantarkan saya ke stasiun mencari atau menukarkan atau menanyakan soal tiket kereta kepulangan saya ke malang karena saya harus melaksanakan ujian semester akhir (tiba2 saya ingat, sepertinya saya sengaja minta bantuan panitia karena saya tau ia akan pulang terlebih dulu saat itu, soo.. paham kan, intinya biar bisa nganter ia ke stasiun) wkwkwkwk.. Gilak. (Sumpah, saya ketawa2 sendiri)
Kok saya tau kalo ia akan pulang duluan? Yaa diam2kan saya cari tau. (Masih ingat bus yg mengantarkan seluruh peserta wilayah berhenti di salah satu mini market? Ada yang tanya apa yg dibeli oleh ia? Lalu ia menjawab *cek tiket kereta buat pulang* saya mendengarkannya) enggak tau kenapa inisiatif aja buat ngikut2 ke stasiun (tapi sebenarnya saya juga perlu ngapelin petugas stasiun buat tanya2 soal tiket kepulangan saya [1%niatnya])
Berlanjut ketika dalam perjalanan menuju ke stasiun hingga berada di stasiun..
Dalam perjalanan itu panitia pelaksana memanggil saya dan berkata (mbak indrik sekalian aja sama bang khanif saya antar ke stasiun) okeh tepat sasaran, sesuai dengan keinginan. Xiixix..
Panitia pelaksana mempersiapkan mobil yang akan mengantarkan saya dan ia menuju stasiun jem-ber. (Haduh kalo yang nganter 1 orang otomatis kan engga enak kalo saya dan ia duduk di belakang, berasa kek gimana. Pastinya ia bakal duduk depan juga. Eh.. Alhamdulilalhnya 2 orang panitia pelaksana yang mengantarkan *aman).
Saya tepat dibelakang pak sopir dan ia tepat sekali berada di samping saya. Kek ada canggung2nya gitu. Kan saya baru mengenalnya. Gimana kalo saya di cekik (aissshh... imajinasi tak berbobot). Ia memulai pembicaraan dengan panitiapelaksana yg mengantarkan kami ke stasiun. Suasan cair.. saya enggak tegang (lagi) tapi masih berasa takut karena ia yg duduk disebelah saya adalah sosok pemimpin nasional pariwisata yang fansnya itu keknya gabisa lagi dihitung pakek jari.
NEXT..... Tunggu sambungannya yakk gaes. Di khanif nugroho part 2 😆😆

Tidak ada komentar:

Posting Komentar